Pages

Jumat, 23 Maret 2012

MEET BULE !


Aku adalah orang yang punya banyak mimpi dan keinginan untuk dicapai. Dan senang rasanya saat bisa mencapai salah satu diantaranya. Seperti ngobrol bareng bule :D

Jadi sepulang dari Samarinda kemarin, kan harus naik  kapal buat nyebrang dari Balikpapan ke Panajam. Kalo waktu pergi naik kapalnya malam, kali ini masih siang. Mau malam atau siang sama aja sebenarnya, cuma beda pemandangannya aja. Kalo malam yang bikin indah itu lampu-lampu di sekitarnya :)

Dan hal yang nggak aku sangka, di fery itu ada bule. 4 orang bule barat dan 1 orang cina. Soalnya selama aku naik fery baru kali ini rasanya ada bule. Lagian Kalimantan bukan pulau yang penuh dengan bule seperti Bali. Waktu itu di kepala aku langsung muncul potongan-potongan khayalan yang pengen banget aku wujudin saat itu.

 

Anak-anak pada pengen foto bareng jadi mereka pada nyuruh aku. Ada 3 bule waktu itu. Awalnya aku bingung mau mulai dari mana, soalnya waktu itu bule nya lagi makan dan aku takut ganggu. Akhirnya aku pilih ngajak ngomong bule yang cewek.

“excuse me, hello.”, sapaku.

“Hello.” Jawabnya sambil tersenyum.

“Are you busy now ?”, tanya ku.

“What? Are you busy now? Busy now?”, wajahnya tampak kebingungan.

Eits, aku mulai gelapan, dia nggak ngerti apa yang aku maksud. Haduh mama, anakmu ini kayaknya belum bisa melafalkan kata-kata dalam bahasa Inggris dengan baik. Jadi aku pun langsung buru-buru ke inti permasalahan.

“I and my friends want to take a picture together with you. May I ?”, tanyaku dengan hati-hati. Mencoba mengucapkan kata-kata itu dengan benar sebenar-benarnya :D

“oh, yes yes. Of course.”, di berkata masih di sertai senyum ramahnya.

Dalam hati aku mengucap syukur karena dia mengerti ucapanku fiuh! Bule cowok yang ada didekatnya bertanya padanya apa mau kami, ia pun menjelaskan kalo kami mau foto bareng. Kami pun langsung ambil posisi.

“Where do you come from?”, tanyaku lagi sambil memamerkan kawat-kawat gigiku.

“From Holand, Netherlands, emm, Belanda.”, dia mencoba menjelaskan, mungkin dia rasa aku masih belum mengerti kalau Nethrelands itu ya Belanda.

Setelah foto selesai diambil, aku dan teman-teman yang lain langsung mengucapkan terima kasih. Dan terpaksa meninggalkan tempat itu dengan berat hati karena disana penuh orang.

“Oh ok. Thank you so much. Enjoy it. Bye.”

“Oh yah. You are welcome. Bye.”, ia tersenyum ramah dengan kami.

Lalu teman-temanku pergi ke bawah, tempat dimana kendaraan-kendaraan di parkir. Dan aku memilih berdiri di pinggir kapal untuk memutar ulang kejadian tadi dan berpikir mencari cara bagaimana aku bisa mengobrol lagi dengan bule. Secara aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Harus aku akui, dari dulu aku pengen banget bisa ngobrol sama bule, punya teman bule, dan main bareng sama bule. Kalian tahu kenapa? Itu karena bule asalnya dari luar negeri dan bisa keluar negeri merupakan salah satu impianku yang belum tercapai. Selain itu dengan adanya kesempatan ngobrol-ngobrol sama  bule berarti aku juga punya  kesempatan untuk menguji kemampuanku dalam berbahasa inggris, secara sampai detik ini bahasa inggrisku masih belepotan.

Dan ternyata Allah mendengar keinginanku, tiba-tiba saja ada bule berdiri disampingku. Ia terlihat menikmati pemandangan di sekitar kami. Melihat pohon-pohon bakau yang tertanam disana, kapal-kapal yang berselisihan dengan kapal kami. Lagi-lagi aku berpikir bagaimana cara memulai pembicaraan dengang si bule di sampingku ini, yang ku akui ehem, cukup ganteng.

Selain si bule di samping kiriku, masih ada 2 orang cowok lain disamping kanan itu. Bukan, mereka bukan bule melainkan mungkin orang Balikpapan atau turis lokal. Karena 2 orang mas-mas ini aku takut mengambil resiko. Aku takut saat aku ngajak ngomong si bule trus bulenya nggak ngerti, trus mas-mas ini dengar. Ntar yang ada aku malah diketawain.

Jadi aku pun diam, sok menikmati pemandangan. Padahal sesekali aku mencuri pandang kepada bule disebelahku. Dan berharap mas-mas disampingku beranjak pergi secepatnya, hehe. Dan lagi-lagi Allah mendengar keinginanku. Si mas-mas berdua itu akhirnya pergi. Jadi tinggal aku dan si bule yang berdiri di pinggir kapal. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah 0:)

Ehem, aku menyiapkan diri terlebih dahulu. Aku pikir bisa dimulai dengan alasannya ke Indonesia, tanggapannya tentang Indonesia, dan yang lainnya mudahan bisa mengikuti. “Excuse me, Mister.”, sapaku dengan ramah.

“Hey, ya?”, Ia juga tersenyum manis.

“Are you from Netherlands?”

“Yes, I am.”

Ok, tahap pertama. Dia mengerti apa yang kukatakan. Awal yang bagus bukan?

“What are you doing here?”, tanya ku bersemangat.

“For holidays.”, wajah Mister Bule terlihat berseri. Sepertinya dia suka berlibur. Dalam hati aku merasa bangga karena si Mister mengerti perkataanku dan terlihat senang, maksudku dia tidak merasa terganggu dengan kedatanganku yang mengajaknya ngobrol.

“So, what do you think about Indonesia?”

“That’s wonderful. So wonderful.”, sesekali ia berdecak kagum.

Dan seterusnya, dan seterusnya. Obrolan kami terus mengalir. Namanya kalau tidak salah Mr. Woulter atau Mr. Woulfter. Aku kurang ingat tepatnya, tapi begitulah kira-kira. Ternyata ia bekerja sebagai pembuat bir, banya bir yang di produksinya di Belanda lalu di jual ke cafe ataupun restoran. Dia kesini sama ibu, adik dan 2 temannya yang lain sesama turis yang kalau tidak salah juga baru dikenalnya. Ternyata adiknya memang seorang backpacker. So awesome, right ?

Ia bercerita kalau setiap tahunnya selalu ke Indonesia, dan ini debut pertamanya mengunjungi pulau Kalimantan.  Ia begitu mengagumi Indonesia, kekayaan alamnya dan binatang-binatang yang ada. Dia kagum dengan orang hutan yang merupakan khas Kalimantan dan Sumatera. Dia juga bercerita banyak tentang Belanda, pemandangannya, tulip, kincir angin, 4 musim yang tidak ada di daerah khatulistiwa, dan banyak hal lainnya.



Saat ada kapal yang membawa kayu tebangan dari hutan melintas di depan kami. Kami berdua langsung tidak menyetujui hal itu. Karena itu akan mehilangkan tempat binatang untuk tinggal. Ironis memang, mereka, bule-bule yang datang ke Indonesia begitu menyukai dan peduli dengan keadaan hutan kita. Tapi sayangnya kebanyakan oknum di Indonesia tidak mengindahkan hal itu, mereka hanya tahu menebang lalu menjualnya tanpa memikirkan akibat yang akan ditimbulkan. Padahal lebih baik jika dilakukan reboisasi, namun hal itu jarang terjadi.

Sesekali aku tidak mengerti kata yang diucapkannya, namu dengan sabar ia menjelaskannya padaku dengan kata-kata lain. Dia pun begitu, walaupun aku kadangkala terbata-bata, aku berusaha menjelaskan agar dia mengerti apa yang kumaksud. Yang aku sesali kenapa aku tidak minta alamat email, facebook, atau twitternya -_-  padahal kan bisa nambah teman orang luar negeri.  Tapi yasudahlah, nasi telah menjadi bubur. Mudah-mudahan ada lagi kesempatan untuk bertemu dengan mister yang friendly and humble itu. Sapa tau nanti kalau aku ke Belanda. Hehe. Amin 0:D

Akhirnya aku berhasil mecapai keinginan terpendam untuk ngobrol panjang lebar dengan bule. Dan aku benar-benar menikmati obrolan yang cukup lancar itu. Namun merasa aku kurang lancar aku pun berkata padanya, “I’m sorry mister. I’m understand. But sometimes I can’t say and I can’t explain  what I wanna say.”.

Dan si mister menjawab kurang lebih begini, “You can speak in English and that’s good. Because not easy to find people can speaking English in here. I know you can be better. “

Amin, thank you so much mister. I hope we can meet again and I hope I can meet and chat with other tourist like you.  

Tak terasa kapal hampir merapat di dermaga. Kami pun berpisah dan saling mengucap see you ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar